LATO-LATO SATU PERMAINAN DENGAN BANYAK MAKNA

Akhir-akhir ini kita dihebohkan dengan permainan masa kecil kita yang kini digaungkan kembali. Seakan mengantarkan kita pada kenangan masa kecil yang begitu menyenangkan. Akan tetapi, taukah kamu lato-lato ternyata bukan permainan biasa?
Sejarah lato-lato
Dikutip dari laman kemdikbud.com dan Antara, sejarah lato-lato atau newton’s yoyo berasal dari Amerika serikat yang muncul pada akhir tahun 1960_an dan makin populer pada awal 1970-an. Di Amerika sendiri permainan ini disebut dengan istilah Clackers Ball, sedangkan di Eropa dikenal dengan sebuatn Clackers, Clik-Clacks, Knockers, ker-banger, dan Clankers. Kata lato-lato sendiri berasal dari bahasa bugis, latto-latto.
Permainan ini banyak mengandung pengetahuan dari sudut pandang keilmuan, antara lain
- Gerak harmonik (ilmu fisika)
- Hukum newton (ilmu fisika)
- Momentum dan impuls (ilmu fisika)
- Hukum kekekalan energi (ilmu fisika)
- Hukum usaha dan energi(ilmu fisika)
- Tata surya : gerak planet(ilmu fisika)
- Dinamika rotasi(ilmu fisika)
- Benda tegar(ilmu fisika)
- Partikel foto(ilmu fisika)
- Dinamika (gerak translasi + gerak rotasi yang digabung keduanya menjadi gerak menggelinding) (ilmu fisika)
- Teori atom(ilmu fisika)
- Gerak lurus beraturan, dan (ilmu fisika)
- Gerak lurus berubah beraturan(ilmu fisika)
Di bidang ilmu sosial sendiri lator-lato bisa mengeja perwujudan ilmu budaya dasar yakni benturan sosial yang mempertemukan budaya lama dengan budaya baru yang terus menerus mengasilkan benturan-benturan kecil hingga akhirnya menciptakan keserasian dan estetika dengan menunjukkan gerakan yang bersinergi dan berirama. Hal ini merupakan bentuk realisasi sila ke-4, dimana kehidupan sosial selalu menghadapi perubahan-perubahan kecil yang semakin mempererat dan memperindah kehidupan berbangsa.
Meskipun permaian ini sempat dilarah karena kemampuan mencederai anggota tubuh pemaninnya yang relatif besar, tetapi banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari permaianan ini seperti menumbuhkan sikap pantang menyerah, mengoptimalkan gerak-motorik, melatih kesabaran, dan mengalihkan pikiran dari kecanduan gadget.
sumber:
https://international.sindonews.com
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- GEN Z Generasi Serba Cepat yang Kadang Merasa Kurang
- Boso Walikan Malang Bahasa Gaul Penuh Sejarah dan Identitas Kera Ngalam
- EKOENZIM, CAIRAN SERBA GUNA BUATAN SISWA SMA WISNUWARDHANA MALANG
- Kunjungan Home Industri
- kegiatan batik Wisnuwardhana Malang
Kembali ke Atas



