• tes

Selamat Datang di Website SMK WISNUWARDHANA MALANG | Terima Kasih Kunjungannya.

Pencarian

Login Member

Username:
Password :

Kontak Kami


SMA-SMK WISNUWARDHANA MALANG

NPSN : 20533637/205338

Jl.Danau Sentani No.99 Telp. 713601 Malang


smawisnuwardhana@gmail.com/smkwisnuwardhana@gmail.com

TLP : 0341 713601


          

Banner

Jajak Pendapat

No Poles setup.

Statistik


Total Hits : 215211
Pengunjung : 93642
Hari ini : 26
Hits hari ini : 67
Member Online : 0
IP : 216.73.216.130
Proxy : -
Browser : Gecko Mozilla

Status Member

Boso Walikan Malang Bahasa Gaul Penuh Sejarah dan Identitas Kera Ngalam




Boso Walikan Malang

Bahasa Gaul Penuh Sejarah dan Identitas Kera Ngalam

oleh Dewi Musfirah dan Marlina (Kelas XII IPA SMA Wisnuwardhana)

     Boso Walikan adalah ragam bahasa yang dibentuk dengan membalik urutan huruf atau suku kata dalam kata dasar. Teknik membalik urutan huruf atau suku kata ini melahirkan kosa kata baru yang bersifat rahasia dan eksperimental. Karena tidak terikat aturan baku, setiap pengguna dapat berinovasi, misalnya membalik kata per huruf ( "Mas"- "sam" ) atau per suku kata ( "sekolah"- "halokes" ). Bahasa ini mencerminkan sifat dinamis dan inklusif dalam komunikasi sehari-hari. Artikel ini mengulas Boso Walikan secara eksposisi dengan menyajikan pengertian umum, asal-usul sejarah, serta argumentasi berdasarkan berbagai penelitian akademik.

     Dalam Kajian sosiolinguistik, bahasa tidak sekedar alat komunikasi, melainkan juga simbol identitas dan wujud kreativitas sosial. Salah satu fenomena unik di Indonesia adalah Boso Walikan atau Osob kiwalan, bahasa terbalik yang berkembang di kota Malang, Jawa Timur. Meskipun sering dipandang sebagai gaya bicara anak muda, Boso Walikan memiliki akar historis dan nilai budaya yang kuat.

     Nugroho (2018) dalam studinya menegaskan bahwa Boso Walikan pertama kali muncul pada Agresi Militer Belanda I dan II. Saat itu, diperlukan bahasa sandi verbal untuk menghindari penyadapan. Pemimpin Gerilya Rakyat Kota (GRK) seperti Suyudi Raharno dan Mayor Hamid Rusdi memanfaatkan teknik ini sebagai kode keamanan. selain menyamarkan pesan, teknik ini juga berfungsi sebagai mekanisme identifikasi. Hanya mereka yang memahami kaidah inversi yang dapat membaca pesan rahasia.

     Boso Walikan bukan hanya bahasa gaul, melainkan warisan sosial historis yang mencerminkan semangat perjuangan, dan identitas masyarakat Malang. Keberadaannya hingga kini menunjukkan bahwa bahasa daerah bisa tetap relevan dalam zaman modern jika memiliki akar budaya yang kuat.

     Penelitian ethnografi urban oleh Santoso (2021) menemukan bahwa Boso Walikan masih populer di kalangan pedagang kaki lima, suporter Arema FC, serta komunitas pelajar. Di media sosial, tagar #KuyNgalam dan #OskabCorner menunjukkan adaptasi bahasa ini sebagai bentuk branding lokal. Eksistensi tersebut menegaskan kontinuitas penggunaan dari generasi ke generasi.

     Dalam teori kreativitas bahasa, Boso Walikan dikategorikan sebagai permainan bahasa (language play) yang memperkaya ragam ekspresi. Fleksibilitas tanpa aturan baku memungkinkan pengguna bereksperimen dalam membalik kata, menciptakan kreasi linguistik baru. Selain itu, inklusifitas nya menjangkau non-penutur asli Jawa, menjadikan Boso Walikan media intensifikasi solidaritas budaya.

     Dokumentasi Boso Walikan oleh pemerintah Kota Malang dan Universitas Brawijaya menghasilkan kamus digital yang dipublikasikan secara terbuka. Studi linguistik oleh Yannuar (2019) mengkaji struktur morfofonemik Boso Walikan sebagai manifestasi "bahasa pemberontakan urban", menegaskan peran bahasa dalam proses resistensi sosial dan pembentukan identitas kota.

     Beberapa fakta unik seperti inversi bahasa Arab lokal Malang ("salam" -> "males") menunjukkan kreativitas pengguna dalam konteks multikultural. Film Indie Malang yang menggunakan dialog penuh Boso Walikan juga memicu minat penonton luar daerah untuk mempelajari ragam bahasa. Selain itu, studi oleh Wulan (2022) mencatat fenomena komunitas perantau Malang yang menggunakan Boso Walikan sebagai simbol keakraban di rantau.

     Penerapan Osob Kiwalan atau yang lebih dikenal sebagai Boso Walikan telah menjadi bagian yang semakin umum dalam komunikasi resmi maupun konten kreatif di Malang. Akun Instagram Pemerintah Kota Malang, misalnya, kerap memanfaatkan kata‐kata terbalik ini dalam postingan dan caption untuk membangun kedekatan dengan masyarakat sekaligus menegaskan identitas lokal. Keunikan bahasa ini juga diangkat oleh kreator konten, seperti pada akun Instagram @amazingmalang yang menampilkan kumpulan istilah khas Arek Malang dalam bentuk reels, sehingga memberi gambaran nyata tentang ragam ungkapan yang biasa digunakan sehari‐hari di kota tersebut.

      Di sisi perfilman, elemen Boso Walikan juga hadir sebagai bagian sentral dalam dialog untuk menambah kekhasan karakter. Contohnya terlihat dalam film Yowis Ben, di mana tokoh Doni menyapa rekannya Bayu Skak dengan pertanyaan “wes ‘TAHES’ saiki?”, yang jika dibalik berarti “sudah sehat sekarang?”. Ungkapan tersebut menggambarkan kedekatan antar‐personase dan mencerminkan kebiasaan bahasa Arek Malang yang sering disisipkan secara spontan dalam perbincangan.

     Fenomena kata “kuy” dari kata “yuk” telah menembus ranah global melalui para idols K‑Pop. Salah satunya adalah Lucas, Idol k-pop dari negara Korea Selatan menyelipkan kata tersebut dalam iklan Neo Coffee dengan slogan “Cobain Kuy” sebagai bentuk tren bahasa, sekaligus memperluas daya tarik budaya lokal ke panggung internasional. Penggunaan “kuy” oleh Lucas menunjukkan bahwa Boso Walikan, dari komunitas regional dapat menyebar hingga interaksi budaya pop global.

     Secara keseluruhan, Boso Walikan merupakan cerminan kekayaan budaya lokal yang lahir dari sejarah perjuangan, berkembang melalui kreativitas masyarakat, dan bertahan berkat adaptasi terhadap perkembangan zaman. Bahasa ini tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol solidaritas, identitas, dan kebanggaan Arek Malang. Eksistensinya di ranah media sosial, film, hingga budaya pop internasional menunjukkan bahwa Boso Walikan mampu menjembatani nilai tradisi dengan ekspresi modern secara harmonis.

 

Daftar pustaka

Wardhaugh, R., & Fuller, J. M. (2015). An Introduction to Sociolinguistics. Wiley-Blackwell.

Sulistyowati, E. (2017). "Inversi Kata dalam Bahasa Gaul Arek Malang". Prosiding Seminar Bahasa dan Sastra Jawa, 12, 112-120.

Pramono, B. (2020). "Variasi Morfofonemik dalam Boso Walikan". Tesis Magister Linguistik. Universitas Airlangga.

Nugroho, A. (2018). "Boso Walikan sebagai Sandi Perjuangan". Jurnal Kajian Bahasa Daerah, 5(2), 45-49.

Yannuar, N. (2019). Bahasa Pemberontakan Urban: Studi Boso Walikan Malang. Universitas Leiden.

Santoso, R. (2021). Etografi Urban: Bahasa Jalanan di Kota Malang. Yogyakarta: LKIS.

Ramadhani, D., & Putri, L. (2022). "Branding Lokal melalui Boso Walikan di Media sosial". Jurnal Komunikasi Kreatif, 3(1), 10-mM22.

Wulan, F. (2022). " Boso Walikan dan Identitas perantau Arek Ngalam". Jurnal Sosiologi Indonesia, 14(3), 100-118.

Zainal, M. (2021). " Multikultural Language play: Arab-Malang Inversion".

Jurnal Antropologi Bahasa, 8(1), 77-88.

Anjani, S. (2020). Kreativitas dan Solidaritas dalam Boso Walikan. Universitas Negeri Malang.

Crystal, D. (2006). Language Play. University of Chicago Press.

 

Pemerintah Kota Malang. [@pemkotmalang]. (n.d.). Instagram profile. Instagram. https://www.instagram.com/pemkotmalang?utm_source=ig_web_button_share_sheet&igsh=YzZrMWdoMzUyZTh4

Amazing Malang [@amazingmalang]. (2022, 24 Februari). Bahasa Ini Hanya Ada di Malang [Video]. Instagram. https://www.instagram.com/reel/CaV8AfeJ8Nm/?igsh=MXZjODhpMjJjMDN2dA==

Ferdinandito Y.P (fyp)/. 2018. Film Indonesia Yowes Ben Full movie. YouTube. https://youtu.be/BS5HxWjpO_U?si=

TwenyAN. (2020, 28 November). 10++ Idol Kpop yang Membintangi Iklan di Indonesia. Ada yang Dibayar Milyaran?!. https://youtu.be/UvtAnnrGuKk?si=aaGuwxTrUQYqBdBg

 

 




Share This Post To :

Kembali ke Atas

Artikel Lainnya :





   Kembali ke Atas